Selasa, 12 Januari 2010

Dear Diary, Curhatku atas cintaku..

Aku sudah benar-benar ingin melupakan dan memfokuskan hidupku untuk memulai semuanya dari awal…
Tapi…
Dia kembali..
Emosiku terusik oleh surat darinya,,
Aku mencintainya…
Diary,, perasaan apa ini? Aku sudah berusaha menahannya tapi perasaan ini tak pernah bisa aku tahan…
Rasanya ingin aku katakan padanya. Hentikan Semua Omong Kosong ini!!!
Karena memang kamu sudah banyak megecewakanku..
Tapi aku tak mau kehilangannya..
Bukan karena aku tak siap tapi karena aku begitu menyayanginya,,
Setiap tulisan dan hal yang mengingatkannya selalu membuat jantungku berdegup kencang.. Ini tidak lazim.. Aku mencintainya, aku menyayanginya,,
Tapi kembali kepada inti dari masalah kami..
Bukan karena cinta kami terlarang, bukan karena cinta kami cinta monyet, ataupun cinta kami jarak jauh tapi cinta kami ini adalah cinta yang egois..
Dia tak pernah ingin mengalah kepadaku untuk sedikit saja meluangkan waktunya 15 menit dari 24 jam sehari disana untuk hanya sekedar mengirimku kabar : Hai Ris, aku baik-baik saja disini, kamu sehat?. Baik-baik kamu disana ya..
Tapi.. aku sudah terlalu lelah untuk menanti hal itu..
Diary aku menyayanginya dengan apa adanya..
Aku memang sudah siap dengan segala resiko untuk menyayanginya..
Tapi semakin hari dia tidak memberiku alasan untuk semakin ingin mempercayainya..
Sungguh aku sangat kecewa..
Semakin hari semakin besar pertanyaanku mengenai apakah dia mencintaku?
Dan aku semakin meragukannya di setiap harinya selama 53 hari kemarin dia tidak memberi kabar..
Aku menyayanginya… Tapi dia semakin menjauhiku..
Apa aku harus menyerah? Diary,, tolong sampaikan padanya aku akan selalu menyayanginya tanpa pamrih dan syarat. Dan jika suatu hari hatinya terbuka karena rasa sayangku yang begitu besar padanya dan dia bersedia merubah sikapnya maka aku akan siap untuk menunggunya kembali.

01/01/2010

Tidak ada komentar: